Bagaimana kabar kalian hari ini? Baik - baik saja bukan ? Kali ini saya ingin melanjutkan membahas tentang Toraja. Karena beberapa waktu yang lalu yang saya bahas adalah tempat - tempat wisatanya. Nah, sekarang saya ingin membahas tentang budayanya.
Sebelumnya apa anda pernah ke Toraja? Jika sudah apa pendapat anda? Jika belum, saya sarankan untuk segera mengunjunginya. hehehe. Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, Toraja mempunyai banyak tempat yang patut di kunjungi. Nah, kali ini saya ingin membahas tentang upacara / adat kematian di Tana Toraja. Upacara ini identik dengan yang biasa orang - orang bicarakan mengenai Toraja.
Upacara Rambu Solo'
Upacara Rambu Solo' adalah upacara kematian. Upacara ini biasa di adakan selang beberapa tahun dari meninggalnya seseorang. Itu semua tergantung kesepakatan keluarga yang di tinggalkan. Sebelum pesta kematian di adakan , mayat akan di taruh di rumah adat yang di sebut tongkonan sampai pesta itu tiba. Mayat akan di beri formalin untuk mengawetkannya. Tapi biasanya mereka lebih memilih memakai balsam agar mayat tidak bau dan tetap berbentuk utuh. Sehingga hanya terlihat seperti sedang tidur.
Upacara Rambu Solo' ini membutuhkan biaya yang terbilang mahal. Dana yang di butuhkan bisa mencapai milyaran rupiah. Karena, setiap upacaranya di butuhkan kerbau dan babi. Kerbau itu sendiri banyak berbagai jenisnya. Ada kerbau belang, kerbau hitam, dan kerbau jantan yang di kebiri. Untuk 1 ekor kerbau belang harganya bisa seharga mobil fortuner. Kebayangkan harganya berapa? Dan untuk babi mulai dari harga 3 jutaan. Kerbau dan babi tersebut akan di sembelih lalu di bagikan kepada sanak saudara. Setiap upacara kematian ini juga ada yang namanya sistem hutang piutang. Misalnya saja , nenek si A meninggal lalu di adakan upacara, kemudian keluarga si B datang membawa seekor babi. Nah beberapa tahun kemudian nenek si B meninggal dan di adakan pesta juga. Jadi si A datang membawakan seekor babi juga sebagai gantinya.
Jika kita menghadiri upacara ini, kita akan di sambut oleh penerima tamu. Lalu kita akan di antarkan ke salah satu panggung tongkonan. Setelah itu kita akan di suguhi makanan oleh sanak keluarga yang berduka. Ohiya, jika kita datang ke acara pesta kematian ini, tak lupa untuk membawa rokok satu slot atau bisa juga berupa gula untuk di berikan kepada keluarga yang berduka. Hal ini hanya untuk membantu saja, karena rokok tersebut untuk di suguhi kembali dan gula tersebut untuk membuat minuman untuk para tamu. Mungkin bagi kalian yang baru pertama kali datang ke Toraja dan datang menghadiri upacara kematian ini akan bingung. Kenapa? karena jika di lihat keluarga tidak ada yang telihat sedih. Itu sebabnya kenapa lebih di sebut sebagai pesta kematian. Karena pada dasarnya pesta ini di adakan sebagai penghormatan terakhir bagi almarhum.
Dalam pesta kematian juga akan di temuai dengan yang namanya "ma'badong". Ma'badong adalah sebuah tarian yang di lakukan sambil menyanyi nyanyian kedukaan. Badong dilakukan di setiap upacara kematian di Tana Toraja, dan dilakukan di tanah lapang atau pelataran yang cukup luas, yaitu di tengah-tengah lantang (rumah adat yang hanya dibuat untuk sekali pakai pada saat acara pesta kematian). Pada saat ma’badong, semua anggota tubuh pada pa’badong juga bergerak, seperti menggerakkan kepala ke depan dan ke belakang, bahu maju-mundur dan ke kiri-ke kanan, kedua lengan diayunkan serentak ke depan dan belakang, tangan saling bergandengan lalu hanya dengan jari kelingking, kaki disepakkan ke depan dan belakang secara bergantian. Penari badong biasanya adalah masyarakat asli Tana Toraja yang sudah lama bermukim di Toraja dan sudah mengenal kuat kebudayaan Tana Toraja, hingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam menyanyikan syair ini. Selain itu, karena upacara kematian masih sering diadakan, masyarakat Tana Toraja tidak canggung dan dapat ma’badong dengan baik dan lancar.
Upacara kematian ini bisa berlangsung selama 7 hari kurang
lebih bergantung kepada kesepakatan keluarga. Tahap yang terakhir dari upacara
kematian ini adalah mengantarkan jenazah menuju tempat pemakaman yang telah
ditetapkan, biasanya diletakkan di dalam sebuah gua atau batuan besar yang
memang sudah dibolongkan untuk dimasukan peti. Biasanya juga kuburannya berbentuk seperti rumah kecil yang kurang lebih berukuran 3x4. Biasanya itu untuk kuburan 1 keluarga dari kakek - nenek sampai cucu. Semakin tinggi kasta seseorang
maka letak petinya akan semakin sulit dijangkau, bisa dibagian paling atas
batu atau kalau itu sebuah gua berarti ia diletakkan di tebing tertinggi.
Mengapa demikian? Karena dahulu kala orang yang memilki kasta tinggi ini,
biasanya selain berisikan jenazah petinya juga berisikan berbagai macam
perhiasan dan emas berharga. Lebih lanjut, seseorang yang tergolong dalam kasta
tinggi biasanya juga dibuatkan sebuah patung pahatan dirinya
Nah itu tadi cerita tentang budaya Toraja. Menarik bukan budaya kampung halaman saya? Jangan lupa untuk berkunjung yahh. Jika anda berkunjung dan ingin menghadiri pesta kematian, saya anjurkan saat bulan Juni - Agustus atau bulan Desember - Januari. Karena biasanya pesta kematian ini di adakan pada saat liburan sekolah.
Sekian postingan saya hari ini. Jangan bosan - bosan untuk membaca postingan saya yah.. Terima kasih telah mengunjungi blog saya :D
"God Bless You"
No comments:
Post a Comment