Halloooo..
Apa kabar kalian hari ini? Semoga baik - baik saja yah. Hari saya tidak ada perkuliahan di karenakan off class. Seharusnya hari ini saya merangkum materi sisten multimedia. Tapi kali ini saya sangat tertarik untuk memposting tentang penyakit tifus. Kenapa saya tertarik? Sewaktu SMP saya pernah mengalami penyakit tifus. Saya kurang tau pasti penyebab saya terkena tifus. Oleh karena itu saya ingin membagikan artikel tentang penyakit tifus ini.
Tifus (typhoid abdominal) atau dilafal tipes, endemik di
Indonesia. Artinya, senantiasa hadir setiap musim. Penyebabnya Salmonella
typhi.
Kuman ini ada di mana-mana. Masuk ke tubuh manusia lewat
makanan dan minuman yang dicemarinya (fecal-orate. Bisa jadi lewat tangan yang
kotor atau pembawa penyakit yang kelihatan sehat (healthy carrier).Betul enteng
dan jarang sampai mematikan, tapi ongkos yang harus dikeluarkan kalau telanjur
sakit, sebetulnya merupakan pemborosan karena tifus bisa dicegah.
Demam Tifus
Dokter di Indonesia bisa kecolongan kalau lalai mengamati
gejala demam pasiennya. Khawatir luput mendiagnosis, tak jarang
dokter cenderung overdiagnosis. Artinya, bukan kasus tifus didiagnosis tifus,
saking takutnya kecolongan. Bahwa memang benar semestinya demam lebih dari seminggu
harus dicurigai tifus. Awal tifus memang hanya demam. Lebih harus curiga bila
selain demam lama, juga disertai keluhan seperti yang Angie alami, yakni nyeri
kepala, tidak enak di perut, dan buang air tiddk teratur. Satu yang khas pada
tifus, demam muncul sore dan malam hari saja.
Demam tifus biasanya membandel. Bisa turun denqan obat,
namun lekas bangkit lagi. Kecurigaan tifus makin bertambah bila tampak bibir kering,
dan lidah kelihatan seperti bersalut susu, putih dengan pinggir merah merona.
Dokter yang sudah lama praktik, mudah menangkap kasus tifus hanya dengan
mengamati penampakan wajah pasien. Dugaan dokter semakin kuat mengarah ke diagnosis tifus bila
setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter meraba hati dan limpa yang
membengkak (hepatosplenomegali). Tentu untuk kepastian bahwa diagnosis tifus
itu betul, perlu pemeriksaan Widal, selain membiak kumannya dari darah. Namun, pemeriksaan biakan perlu waktu lama. Untuk
praktisnya, dari pemeriksaan fisik, dan adanya kenaiknya titer 0 dan atau H
dalam darah, baik tifus maupun paratifus, demi penghematan waktu serta biaya,
dokter langsung membuat resep untuk tifus.
Food handler
Tifus mudah menular. Selain di antara serumah bila ada satu
yang terjangkit, sering terjadi dari warung nasi, restoran, atau penjaja
makanan dan minuman kaki lima. Kasus klaster tifus pada sekelompok orang yang
jajan di tempat yang sama, terjangkit pada waktu yang sama, kemungkinan
sumbernya di penjaja makanan atau minuman. Seorang pembawa kuman yang tampak
sehat (healthy carrier), dialah sumber penular tifus paling berbahaya. Orang
tak menduga kalau orang sehat membawa kuman tifus.
Bila pembawa kuman yang kelihatan sehat ini kurang higienis,
khususnya tidak mencuci tangan dengan benar sebelum mengolah atau menyajikan
makanan dan minuman dagangan, ia merupakan sumber penular potensial bagi orang
di sekitarnya. Apalagi kalau ia banyak memakai tangannya dalam mengolah dan menyajikan
makanan dan minumannya.Karena itu, untuk amannya, pilih jajanan panas yang
sudah dimasak seperti soto atau sup, dan bukan karedok, gadogado, ketoprak,
rujak, dan menu siap saji.Kuman tifus pada tubuh pembawa kuman berada dalam
tinjanya. Bila habis ke belakang tidak mencuci tangan dengan benar, kuman
tersangkut di jemari tangan. Kuman di jemari tangan kemudian berpindah ke
makanan dan minuman yang dipegangnya (fecal-oraq).
Komplikasi usus bolong
Tifus jarang mematikan, kecuali bila terlambat ditangani.
Komplikasi paling ditakuti bila usus sampai bolong, dan isinya tumpah ke rongga
perut. Ini tergolong kedaruratan perut (acute abdomen), dan jiwa bisa -melayang
bila terlambat ditangani.
Kalau komplikasi usus bolong terjadi ditandai dengan
mendadak suhu menurun, sedang nadi mendadak meningkat. Persilangan suhu dengan
nadi demikian tanda pasien menghadapi situasi kritis. Syok bisa terjadi karena serangan
kedaruratan perut ini. Demi mencegah komplikasi, antibiotika untuk menumpas kuman
perlu segera diberikan. Lebih dini, lebih kecil kemungkinan komplikasi.
Tak jarang kuman tersasar ke kandung empedu. Bila ini
terjadi, penyembuhan lebih sukar. Bisa juga kuman menetap lama di kandung
empedu, dengan segala konsekuensinya. Pasien tifus mendadak seperti terserang
sakit kuning, kemungkinan sudah berkomplikasi ke kandung empedu.
Masalah tifus sekarang, makin banyak kuman yang kebal obat.
Diperlukan antibiotika generasi lebih baru untuk menumpasnya. Bila demam tak
kunjung turun setelah beberapa hari minum obat, perlu dipertimbangkan untuk
mengganti obat. Mungkin obat sudah resisten terhadap kuman.(Dr.Handrawan
Nadesul)
Sekian postingan saya hari ini. Semoga kalian yang membacanya dapat menjaga kesehatan dan menjaga pola makan serta kebersihan makanan. Seperi kata pepatah 'Lebih baik mencegah daripada mengobati' . Untuk itu sayangi lah diri anda. :)
Btw, Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Jangan bosan - bosan yah..
Selamat beraktifitas :)
God Bless You :D
Sumber :
http://artikel-info-kesehatan.blogspot.com/2011/01/meriang-tak-hilang-mungkin-tifus.html