Provinsi paling timur di pulau Kalimantan, menyajikan pulau
yang mempesona bagi para pelancong. Pulau Derawan merupakan salah satu surga
tropis. Letaknya di salah satu pulau di wilayah Kalimantan Timur. Pulau ini
berada di Berau, di selat Sulawesi dan tak jauh dari perbatasan Malaysia.
Pulau Derawan memiliki hamparan pasir putih yang mampu
memikat para pengunjung. Selain itu air yang jernih menjadi daya tarik
tersendiri bagi para penyelam. Apabila Anda hobi diving atau dive di sinilah
tempatnya. Anda bisa berenang bebas bersama penyu-penyu. Bahkan kita dapat
menyaksikan penyu-penyu hijau itu berenang, hanya dengan duduk di ujung
jembatan kayu yang mengarah ke laut. Sesekali waktu penyu-penyu itu nampak
berkeliaran di sekitar cottage di sekita pesisir pulau. Dan ketika malam
menyapa, beberapa penyu naik ke darat untuk bertelur.
Seorang Peneliti dari Museum Tropis Queensland, Australia,
Dr. Carden Wallace pernah meneliti tentang kekayaan biota laut Pulau Derawan.
Hasilnya, ia menjumpai lebih dari 50 jenis Arcropora (hewan laut) dalam satu
terumbu karang. Itulah sebabnya Pulau Derawan berada di urutan ketiga bertaraf
internasional sebagai temapt tujuan penyelaman.
Anehnya, justru lebih banyak wisatawan asing yang tahu soal
keberadaan pulau eksotis ini. Misalnya sejumlah wisatawan Jepang dari Tokyo.
Mereka menuju Pulau Derawan melalui travel yang ada di sana “tembak langsung”
melalui Singapura atau ke Sabah. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Balikpapan,
lalu ke Tanjung Redeb menggunakan pesawat kecil. Mereka sangat suka menyelam,
menyusuri keindahan bawah laut di pulau tersebut. Karena memang Pulau Derawan
merupakan lokasi terbaik untuk olah raga selam.
Keindahan biota bawah laut Pulau Derawan bisa dilihat hanya
dalam jarak 50 meter dari garis pantai. Di sana pengunjung sudah dapat
menyaksikan terumbu karang yang indah. Ikan-ikan beraneka warna hilir mudik
menghiasi taman bawah laut. Agar lebih nyaman menyelam, di sana tersedia
penyewaan peralatan menyelam. Diantaranya pengunjung bisa menyewa snorkel
seharga Rp 30 ribu per hari. Sehingga pengunjung bisa menyelam lebih dalam,
untuk menemukan biota laut yang lebih “eksotis”; seperti kerapu, ikan merah,
ikan kurisi, ikan barracuda, teripang, dan kerang.
Di kedalaman sepuluh meter pengunjung dapat melihat karang
yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall”. Nama itu lahir karena pada karang
dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger.
Selain sajian bawah laut, Pulau Derawan juga menyediakan
fasilitas-fasilitas tempat penginapan (cottage) dan juga restoran. Bagi pengunjung
yang membawa kocek sekadarnya jangan khawatir, di sana tersedia
penginapan-penginapan bertarif murah yang dikelola warga sekitar. Kisaran
harganya mulai dari Rp 45.000,- hingga Rp 100.000,- per malam.
Dari Pulau Derawan, Anda juga dapat berkunjung ke pulau
lainnya di sekitar Derawan. Misalnya; Pulau Sangalaki, Maratua, dan Pulau
Kakaban dengan keunikannya tersendiri. Di pulau Sangalaki, terdapat populasi
ikan Pari Biru (Manta Rays) yang lebarnya mencapai 3,5 meter. Malah bisa pula
ditemui, jika Anda cukup beruntung, ikan pari hitam dengan lebar “bentang
sayap” 6 meter. Selain itu di pulau Kakaban, Anda akan mendapati satu-satunya
danau prasejarah di Asia. Sehingga tempat ini layak untuk direkomendasikan bagi
para pecinta biota laut pun peneliti.
Pulau ini memang relatif kurang begitu dikenal khususnya di
dalam negeri. Hal tersebut dikarenakan untuk mencapainya butuh perjuangan
tersendiri yang cukup berliku. Dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta atau
Denpasar, pengunjung harus singgah dulu di Balikpapan. Dari Balikpapan,
pengunjung masih harus terbang menuju Tanjung Redeb selama satu jam. Perjalanan
tersebut menggunakan pesawat kecil yang dilayani oleh KAL Star, Deraya atau
DAS. Selain melalui udara, Tanjung Redeb juga bisa dicapai melalui laut. Dengan
menaiki kapal dari Samarinda atau Tarakan ke Tanjung Redeb. Kemudian perjalanan
dilanjutkan dengan menyewa motor boat menuju pulau Derawan dengan waktu
perjalanan kurang lebih 2 jam.
Kebanyakannya wisatawan mancanegara memilih mendarat di
Kamura Kalimarau, Tanjung Redeb dan langsung berangkat ke pulau Derawan dengan
motorboat yang sudah ditambatkan di sebuah pelabuhan khusus.
Alternatif lain menuju Pulau Derawan adalah menyeberangi
laut, darat, atau sungai dari Tarakan. Jalur ini bisa dilakukan bagi Anda yang menyukai
petualangan. Bagi Anda yang ingin melihat kehidupan suku Dayak di pinggir
sungai Kayan, dan aktifitas nelayan di laut. Tentunya pengalaman berharga dalam
perjalanan ini membutuhkan dana yang lebih dan stamina berlimpah.
Berikut adalah rute yang akan ditempuh serta rincian biaya
perjalanannya:
Tarakan – Tanjung Selor, tiket speed boat Rp.80.000, waktu
tempuh 1,5 jam. Setibanya di Pelabuhan Sengkawit Tanjung Selor, banyak calo
yang menawarkan trayek tujuan Tanjung Redeb, ibukota Kabupaten Berau. Tanjung
Selor – Berau di tempuh via darat, waktu perjalanan 2 jam lebih dengan harga
Rp. 50.000, menggunakan mobil Kijang tidak ber-AC. Setibanya di Berau, melalui
terminal dalam kota Tanjung Redeb.
Perjalanan dilanjutkan menuju Tanjung Batu, Ibu Kota
Kecamatan Derawan, juga via darat dengan waktu tempuh 2 jam atau 115 KM, dengan
biaya RP. 50.000 tergantung jumlah penumpang. Sepanjang perjalanan lintas
Kalimantan bagian utara ini, infrastruktur jalan bisa dibilang lumayan. Dengan
jalan aspal melewati hutan belantara, dan kampung suku Dayak.
Setibanya di di Pelabuhan Tanjung Batu, dengan panjang
jembatan 250 meter, satu-satunya alat transportasi publik yang tersedia adalah
mini speed boat dengan kapasitas maksimal 5 orang. Harga sewa speed boat ini
adalah Rp. 250.000 sekali jalan (Pengunjung bisa menunggu orang lain yang mau
ke sana dan sharing). Waktu tempuh Tanjung Batu – Pulau Derawan adalah 30
menit, sambil menikmati air laut yang sangat jernih dengan komposisi biota laut
khas Indonesia Timur. (Harga tersebut adalah harga tahun 2009).
Segala keindahan pulau tropis terdapat di pulau ini. Tak
dapat disangkal lagi bahwa pulau Derawan adalah harta karun tersembunyi di bumi
Indonesia ini.
Sumber : http://www.wacananusantara.org/pulau-derawan/